Si konyol yang penasaran dan berhasil

si Konyol

Di Kerajaan Fluffington yang unik, berkuasalah seorang raja bernama Raja Fumblefoot. Fluffington adalah tempat yang unik, terkenal dengan kastil-kastilnya yang berwarna permen dan kecintaan aneh rakyatnya terhadap topi-topi besar. Kerajaan itu dipenuhi dengan karakter-karakter yang unik, mulai dari pelawak kerajaan Sir Giggles hingga Menteri Bumblebump yang selalu mengeluh.

Raja Fumblefoot sama bodohnya dengan namanya. Mahkota emasnya selalu bengkok, dan jubahnya sering kali kusut di kakinya. Minat utamanya adalah makan pai dan mengumumkan dekrit kerajaan yang berlebihan dan sering kali tidak masuk akal. Pemerintahannya, meskipun menghibur, ditandai oleh serangkaian kesialan yang lucu.

Suatu hari, Raja Fumblefoot menetapkan bahwa semua kuda harus dicat dengan warna neon untuk “mencerahkan” kerajaan. Hal ini mengakibatkan parade kuda yang dicat dengan nuansa merah muda neon, hijau limau, dan biru elektrik. Kuda-kuda itu, yang bingung dan tertekan, mulai berlari kencang di jalan-jalan, meninggalkan jejak kekacauan di belakang mereka. Juru bicara kerajaan, Sir Squawk, harus berteriak berulang kali, “Kuda-kuda itu tidak jinak, mereka hanya bingung!”

Ide cemerlang raja berikutnya adalah mengganti semua jam kerajaan dengan jam matahari. Sayangnya, Fluffington terletak di wilayah yang hampir selalu berawan. Hal ini menyebabkan semua orang selalu terlambat untuk segala hal. Koki kerajaan, Cook Wobble, mulai menyajikan sarapan untuk makan siang dan makan malam, dan kepala sekolah kota, Miss Pomp, tidak pernah bisa membuat murid-muridnya datang tepat waktu.

Yang semakin memperparah kesengsaraan kerajaan, Raja Fumblefoot memutuskan bahwa festival tahunan kerajaan harus menampilkan kompetisi “Bakat Hewan Paling Tidak Biasa.” Ia secara pribadi menilai acara tersebut dan memberikan hadiah pertama kepada burung beo yang dapat melafalkan alfabet secara terbalik, meskipun burung itu sering lupa di mana ia berhenti. Festival berakhir dengan banyaknya hewan yang tidak puas dan pawang yang kelelahan, termasuk Sir Giggles, yang harus mengejar tupai yang menari selama tiga hari berturut-turut.

Salah satu keputusan paling terkenal terjadi ketika Raja Fumblefoot mengumumkan bahwa semua sapi di kerajaan harus dilatih untuk menyanyikan opera. Ia percaya bahwa hal ini akan “meningkatkan budaya kerajaan.” Akibatnya, sapi-sapi itu melenguh dalam alunan lagu-lagu terkenal yang dramatis dan tidak selaras. Keriuhan itu membuat seluruh desa hampir gila, dan sapi-sapi yang tadinya kalem berubah menjadi sapi yang sangat stres dan terlalu dramatis.

Keputusan terakhir adalah ketika Raja Fumblefoot memutuskan bahwa satu-satunya sungai di kerajaan itu harus dialihkan untuk mengalir melalui taman-taman kerajaan. Ia membayangkan fitur air yang megah, tetapi yang ia dapatkan adalah kekacauan berlumpur yang membanjiri taman-taman dan mengubah tanah yang dulunya indah menjadi rawa-rawa. Para tukang kebun kerajaan, yang dipimpin oleh Lady Petunia, terpaksa mengenakan sepatu bot dan melawan bebek-bebek yang merampok.

Jengkel dengan absurditas yang terus-menerus, warga Fluffington memutuskan bahwa mereka sudah muak. Sebuah dewan rahasia diadakan di ruang bawah tanah Royal Tavern, tempat mereka berencana untuk menyingkirkan raja. Lady Petunia, Sir Squawk, dan Cook Wobble, bersama dengan sekelompok kuda dan sapi yang tidak puas, memimpin serangan.

Pada suatu hari yang cerah, saat Raja Fumblefoot bersiap untuk memberikan medali kepada seekor kambing yang sangat merdu, penduduk kota berkumpul di depan kastil dengan spanduk besar berkilauan bertuliskan, “Pemerintahanmu Telah Berakhir, Fumblefoot!” Mereka menyanyikan lagu pemberontakan yang meriah dan memberikan raja sebuah “Sepatu Bot Kerajaan” — sepatu bot besar yang sangat besar dan lucu yang melambangkan kepergiannya.

Raja Fumblefoot, yang bingung tetapi tidak sepenuhnya patah semangat, diantar keluar dari kastil dengan banyak kemeriahan dan konfeti. Kerajaan bersukacita saat mereka memilih pemimpin baru, Ratu Cleverina, yang segera mulai memulihkan ketertiban dan membatalkan kebijakan raja yang lebih konyol.

Kerajaan Fluffington perlahan kembali normal, dan meskipun warga merindukan keanehan sesekali, mereka senang dengan perubahan itu. Raja Fumblefoot menjalani hari-harinya dengan bahagia di sebuah pondok sederhana, di mana ia terus menghibur teman-temannya dengan kisah-kisah tentang pemerintahannya, membuktikan bahwa bahkan keputusan yang paling bodoh pun dapat dikenang dengan sayang sebagai bagian dari petualangan yang hebat, meskipun agak konyol.

Melon38, Satu cerita dari ribuan kisah kehidupan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *