Di sebuah desa kecil di Yogyakarta, tinggallah Samsudin, seorang putus sekolah menengah yang memiliki bakat luar biasa untuk membuat kenakalan dan mimpi yang lebih besar dari gubuk kecilnya. Hari-harinya dipenuhi dengan petualangan yang lucu, seperti mencoba membuat mesin terbang hanya dengan menggunakan bambu dan sarung tua milik neneknya. Sayangnya, penemuannya jarang berhasil—kadang-kadang benar-benar berhasil.
Kehidupan sekolah Samsudin bagaikan rollercoaster yang tak berujung. Ia pernah mencoba untuk membuat gurunya terkesan dengan menulis esai tentang bagaimana sapi bisa menjadi astronot. Ketika ia gagal, ia memutuskan bahwa pendidikan tradisional tidak cocok untuknya. Bertekad untuk membuat namanya terkenal, Samsudin memulai serangkaian usaha yang gagal. Ia mencoba menjual obat-obatan herbal “ajaib”, yang sebagian besar hanya berisi serai dan harapan. Ia bahkan bergabung dengan sebuah band rock lokal, di mana satu-satunya bakatnya tampaknya adalah memecahkan gitar.
Tidak terpengaruh oleh serangkaian kegagalan komedinya, Samsudin akhirnya menemukan panggilannya ketika ia bertemu dengan sekelompok penduduk desa tua yang berjuang dengan peralatan pertanian mereka yang sudah ketinggalan zaman. Dengan pendekatan langsung dan sedikit kreativitas, ia mulai memperbaiki dan meningkatkan peralatan mereka, sering kali dengan hasil yang lucu—seperti mengubah bajak tua menjadi mesin karaoke bergerak.
Kabar tentang kecakapan Samsudin dalam berinovasi menyebar, dan segera ia menciptakan berbagai macam gadget yang berguna bagi penduduk desa. Dari penanak nasi bertenaga surya hingga senter putar yang berfungsi ganda sebagai kipas angin, penemuannya praktis dan menghibur. Ia memperoleh reputasi bukan hanya sebagai penemu tetapi juga sebagai komedian tidak resmi di desa tersebut.
Seiring dengan meningkatnya reputasinya, Samsudin memulai usaha kecil untuk membuat dan menjual penemuannya. Perpaduan unik antara humor dan kecerdikannya membawa kemakmuran bagi desanya. Ia mulai mengajar pemuda setempat tentang inovasi dan pemecahan masalah, menggunakan lelucon dan demonstrasi kreatif untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan.
Bertahun-tahun kemudian, usaha Samsudin berkembang pesat, dan desanya berubah dari tempat perjuangan sederhana menjadi pusat inovasi dan tawa. Penduduk desa menerima metode uniknya, dan kisahnya menjadi legenda lokal—bukti kekuatan kegigihan, kreativitas, dan selera humor yang baik.
Pada akhirnya, kehidupan Samsudin adalah sebuah perjalanan dari seorang penemu yang kikuk menjadi inovator yang terkenal. Ia mungkin putus sekolah, tetapi ia tidak pernah kehilangan mimpinya. Desanya berkembang pesat, dan Samsudin menemukan kegembiraan karena mengetahui bahwa bahkan ide-ide terliar pun dapat menghasilkan kesuksesan yang tak terduga dan menyenangkan.
Melon38, Satu cerita dari ribuan kisah kehidupan.